Kamis, 23 Desember 2010

Teori Dialektika Hegel


===   George Wilhein Friederich Hegel  ( GWF Hegel ) ( 1770 – 1831 ) , merupakan filsuf dari Jerman . Dia sangat terkenal dalam dunia ilmu social , karena melahirkan teori yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan social / kehidupan masyarakat.
          GWF Hegel dalam membahas teorinya , berpedoman pada  3 tokoh ilmuwan besar yang sekaligus mengilhami teori yang dilahirkannya .
          Ke 3 ( tiga ) ilmuwan tersebut , adalah  :
1.      Immanuel Kant .
2.      Johan Gottlieb Fichte .
3.      Friedrich Wilhelm Joseph Schelling .
===   Prinsip yang melandasi teori Hegel .
GWF Hegel dalam membangun teorinya , selalu berpedoman pada 3 ( tiga ) ilmuwan besar tersebut di Atas    , sehingga Hegel dalam menciptakan dan membangun teorinya , berpedoman pada prinsip - prinsip sebagai berikut  :
1.      IDEALISME  .
Berdasarkan prinsip ini , Hegel membangun teorinya dengan mengutamakan pemikiran yang mengutamakan ide / gagasan , sehingga ide dan gagasan itu merupakan sumber kebenaran .
2.      ROH MUTLAK .
Pada prinsip ini , Hegel menjunjung tinggi adanya kebebasan / ketidakterikatan dan melahirkan konsepsi social , politik dalam suatu negara .
Prinsip Roh Mutlak , dipakai Hegel berdasarkan pendekatan Filsafat , Agama dan Seni .
3.      ESSENSIALISME .
Prinsip ini menjelaskan bahwa pendidikan itu didasarkan pada nilai – nilai kebudayaan yang telah ada , sehingga dapat memberikan kestabilan dan nilai – nilai terpilih yang punya tata / ketentuan yang jelas .
4.      REALISME .
Prinip ini  menjelaskan bahwa pendidikan itu didasarkan pada kenyataan – kenyataan yang ada ( nyata  / realis ) .
===   Hasil Pemikiran Hegel .
Hegel sebagai filsuf besar dari Jerman , menghasilkan teori yang dikenal dengan istilah DIALEKTIKA HEGEL . Teori ini lahir berdasarkan 3 komponen , yatu filsafat Agama , Seni dan lahir berdasarkan prisnsip idealisme dan roh mutlak .
          Teori Dialektika Hegel itu , adalah  :
1.      THESIS .
Teori ini didasarkan pada adanya ide / gagasan .
Artinya   :   Suatu pernyataan / pendapat yang diungkapkan untuk suatu keadaan
                   tertentu
Contoh         :   Tanah ini basah karena hujan .
                   Perutku kenyang karena sudah makan .
2.     ANTITHESIS .
Teori ini berdasarkan pada  alam / Natura
Artinya   :   Suatu pernyataan / pendapat yang menyanggah terhadap suatu pernyataan
                   atau suatu pendapat . 
Contoh   :   Hari ini tidak hujan .
3.    SINTESA .
Dialektika ini ada berdasarkan  ROH MUTLAK .
Artinya   :   Suatu pernyataan / pendapat berdasarkan rangkuman yang
                   mennggabungkan dua pernyataan yang berlawanan , sehingga muncul
                   pernyataan / pendapat  yang baru .
 Contoh :    Oleh kaena hari ini tidak hujan , maka tanah ini tidak basah kena hujan .

===   HUKUM SOSIAL .
Dialektika Hegel yang berisi Thesis , Antithesis dan Sintesa , disebut juga dengan istilah HUKUM SOSIAL ( Dialektika Sosial ) , sehingga dalam proses kehidupan di masyarakat , akan berlaku Thesis , Antithesis dan Sintesa , dan lebih kongkritnya bahwa dalam  kehidupan masyarakat akan muncul PRO  ( Thesis ) , KONTRA  ( Antithesis ) dan SOLUSI / PEMECAHAN ( Sintesa ) .
Oleh sebab itu Dialektika Hegel / Dialektika Sosial tersebut sangat berperan dalam pemahaman ilmu – ilmu social , seperti IPS dan dapat pula diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara  , sehingga akan menjadi warga negara yang baik , warga negara yang bertangung jawab .


===   Teori Hegel yang disebut dengan istilah Teori Dialektika / Hukum Sosial , yang melipti Thesis , Antithesis dan Sintesa , dapat dan ada relevansinya dalam pendidikan di Indonesia , karena  :
          Teori Hegel ( Dialektika Hegel ) dapat diterapkan dalam pengembangan dan pemajuan
pendidikan di Indonesia , dan hal ini sudah diterapkan  oleh Perguruan Taman Siswa  ,
          yang dipelopori oleh Ki Hajar Dewantoro .
Sehingga dengan hal tersebut , ternyata Teori Hegel ( Dialektika Hegel )_ memiliki relevansi bagi dunia pendidikan di Indonesia .
Relevansi teori hegel tersebut nampak pada asas – asas Perguruan Taman Siswa , yang dalam salah satu asas Taman Siswa sesuai dengan prinsip essensialisme hegel dan prinsip Roh Mutlak  .
Adapun asas – asas Perguruan Taman Siswa , antara lain  :
1.    Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan terbitnya persatuan dalam perikehidupan umum .  ( Prinsip Roh Mutlak )
2.    Bahwa pengajaran harus member pengetahuan yang bermanfaat dalam kehidupan lahir dan batin , sehingga dapat memerdekan diri . ( Prinsip Roh Mutlak ).
3.    Bahwa pengajaran harus berdasarkan pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri . ( Prinsip Essensualisme ) .
4.    Asas  Kemerdekaan  ( Prinsip Roh Mutlak ).
5.    Asas  Kebudayaan ( Prinsip Essensialisme )
6.    Asas Kodrat alam
7.    Dan lain – lain .
Berdasarkan asas Perguruan Taman Siswa (  terutama asas Kebudayaan , asas Kemerdekaan , asas bahwa pengajaran harus berdasarkan pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri ) , maka lahirlah Sistem Among sebagai Metode  pendidikan .
Adapun System Among tersebut adalah :

1.    Ing Ngarso Sung Tuladha ..
Artinya        :    Ketika kita ada di depan ( jadi pemimpin / tokoh ) , kita harus dapat
memberi contoh yang baik ( teladan yang baik ) yang mengandung pendidikan  kepada anak didik kita / masyarakat sekitar kita .

2.    Ing Madya  Mangun Karsa .
Artinya    :    Ketika kita berada di tengah – tengah masyarakat / anak didik  , kita harus
dapat membangkitkan masyarakat / anak didik kita  untuk selalu terus maju / berkarya / belajar .
3.    Tut Wuri Handayani .
Artinya    :   Ketika kita di belakang  , kita harus dapat mendorong dan member motivasi masyarakat / anak didik kita untuk selalu berusaha / berkarya     dan selalu belajar .
                              
===   Teori Dialektika Hegel ( Thesis , Antithesis dan Sintesa ) dapat diterapkan dalam mengembangkan dan memajukan pendidikan di Indonesia .
          Penerapan tersebut , dapat dilakukan dalam hal  :
1.     Proses Belajar .
      Dasar pelaksanaan  Prinsip Idealisme .
                Proses belajar sesuatu diawali dari hal – hal yang kecil dan dekat dengan diri kita
                sendiri  dan semakin lama semakin luas dan mendalam , hal ini seperti prinsip belajar
                spiral ,  dari  mikrokosmos ke makrokosmos .
2.     Pengembangan kurikulum .
Untuk mengembangkan kurikulum , maka kurikulum itu harus berpangkal / berpedoman pada landasan idiil  dan organisasi yang kuat .

Sehingga dalam pengembangan kurikulum harus didasarkan pada idealisme dan roh mutlak serta Essensialisme .
3.     Pembelajaran Sejarah .
Teori Dialektika Hegel dapat digunakan dalam proses pembelajaran Sejarah ( IPS Sejarah ) , karena dalam dialektika hegel dikembangkan metode sejarah .
Metode Sejarah yang dikembangkan Hegel , meliputi  :
a.       Sejarah Asli
 Dalam metode ini yang dipelajasi berupa perbuatan , peristiwa dan keadaan 
 sejarah.
b.      Sejarah Reflektif .
 Pembelajsaran sejarah dilakukan dengan cara bahwa penyajian sejarah tidak  
 mengenal batas waktu , sehingga dapat melampaui batas waktu .
c.       Sejarah Filsafati .
 Dalam metoe ini , sejarah diajarkan sebagai konsepsi sederhana tentang RASIO ,
 sehingga kita dapat mengenal sejarah dunia .
 Berdasarkan metode sejarah filsafati , kita dapat membuka cakrawala intelektual
 kita   secara luas , sehingga kita dapat mensikapi sejarah itu sebagai perwujudan /
 perubahan kondisi masyarakat ke depan , hal ini karena filsafati sejarah itu
 didasarkan pada Roh Mutlak ( Roh dunia , rasio manusia dan kebebasan
 memperoleh makna dan posisi yang nyaman dalam konteks sejarah ) .
4.     Pelajaran Bahasa .
Dialektika Hegel dapat pula diterapkan dalam pembelajaran Bahasa ( Bahasa Inggris , Bahasa Indonesia , Bahasa Daerah ) , terutama dalam materi menulis ( cara menulis ) , dengan tipe – tipe yang berbeda sesuai jenisnya .
Dalam menulis sesuatu  ( teks , artikel , kajian , report dan lain – lain ) selalu ada thesis , antithesis dan sintesa . 
          5.   Bimbingan  Konseling
                Teori Hegel dapat pula dipergunakan dalam Porses Bimbingan Konseling bagi seorang siswa .
                Pelaksanaan teorinya diawali dengan thesis yang berupa keadaan seorang anak yang mengalami
                masalah  , dilanjutkan dengan antiesa yang berupa petunjuk / bimbingan guru untuk mengubah                   pribadi dan prilaku anak , sehiungga muncul sintesa baru yaitu perubahan sikap dan prilaku anak
                dan seterusnya  ......

Teori Piramida Aristoteles

.
=       Aristoteles hidup pada tahun 384 – 322 SM .Dia merupakan murid dari Plato .
          Aristoteles dikenal sebagai ilmuwan besar , seorang cendekiawan dan intelektual terkemuka .
          Dalam karirnya sebagai ilmuwan besar , dia sangat berperan dalam pengembangan ilmu pengetahuan , tehnologi dan lain – lain . Dia sangat berjasaa dalam bidang logika , metafisika , politik , ethika , biologi dan psukologi .
=       Dalam dunia pendidikan , Aristoteles memberikan sumbangan yang ssangat luar biasa , terutama dalam pengembangan ilmu pengetahuan , beliau membangun melalui 2 bentuk piramida pendidikan , yaitu  :
A.    Piramida Pendidikan I ( pertama ) , meliputi :
1.      Fisika
2.      Mathesis
3.      Teologi
B.     Piramida Pendidikan ke II ( dua ) , yaitu :
1.      Observasi
2.      Experimen
3.      Berfikir Induktif
=       Selain berjasa dalam dunia peniddikan secara umum , ternyata Aristoteles juga memberikan sumbangan  yang besar dalam pembentukan moral dan kepribadian seseorang ,sehingga dicipatakan Piramida Pendidikan ( III ) , sebagai berikut  :
1.      Tujuan
2.      Pembentukan pembiasaan
3.      Kesadaran Aturan .

=       Piramida Pendidikan yang  I .
Piramida ini sangat berperan dalam pengembangan ilmu pengetahuan , karena piramida tersebut mengajarkan kepada manusia , bahwa dalam mencari ilmu pengetahuan ,  dapat berpedoman pada piramida sebagai berikut   :
1.      Fisika
2.      Mathesis
3.      Teologi
Berdasarkan priramida tersebut di atas , dalam pencarian ilmu pengethuan , kita harus berpedoman pada langkah – langkah sebagai berikut :
1.      FISIKA .
Berdasarkan pemikiran fisika , kita dalam mencari pengetahuan dilakukan dengan melakukan pengamatan – pengamatan terhadap segala sesuatu yang kita lihat / kita amati melalui alat indera penglihatan .
Dari proses melihat lewat mata , hasil yang diperoleh berupa benda – benda yang kasat mata , misalnya : meja , kusi , mobil dan lain – lain .

2.      MATHESIS
Berdasarkan pemikiran Mathesis , proses pencarian ilmu pengetahuan , sudah meninggalkan segala sesuatu berdasarkan penglihatan .
Pada Piramida ini , proses pencarian ilmu pengetahuan , mulai menggunakan berfikir yang lebih mendalam , pemikiran mulai menggunakan akal , budi ( perasaan ) .

3.      TEOLOGI
Berdasarkan piramida teologi , proses pencarian ilmu pengetahuan mulai berfikir lebih mendalam lagi , karena dalam proses teologi sudah mulai berfikir tentang asal usul , tujuan yang akan dicapai , pross pembentukan , berfikir berdasakan kenyataan yang sesungguhnya .

=       Piramida Pendidkan yang II ( dua ) .

Piramida pendidikan yang ke II , sangat berperan penting dalam pengembangan ilmiah , pemikiran ilmiah dan pembentukan metode ilmiah , sehingga dapat diperoleh sesuatu secara obtektif .
Piramida Pendidikan yang ke II , meliputi  :
1.      Observasi .
2.      Exparimen
3.      Berfikir Induktif
Berdasarkan Piramida Pendidikan tersebut di atas , dalam pencarian sesuatu untuk mencari obyektifitas  , dilakukan melalui proses  :
1.      OBSERVASI .
Prinsip ini mengharuskan setiap orang dalam mencari sesuatu / kebenaran dilakukan melalui pengamatan – pengamatan yang jelas terhadap segala sesuatu yang dilihatnya
2.      EXPERIMEN
Prinsip ini menjelaskan bahwa supaya kebenaran / sesuatu yang diperoleh melalui pengamatan ( observasi ) menjadi lebih obyektif lagi , perlu melakukan uij coba / prkatek melalui kegiatan Experimen ( percobaan ) .
3.      BERFIKIR INDUKTIF .
Dalam prinsip ini , hasil observasi dan dilanjutkan dengan experiment , kemudian dibuat suatu kesimpulan yang obyektif ( kebenaran yang obyektif ) ,  melalui berfikir induktif  , yaitu berfikir dari hal – hal yang khusus kemudian digeneralisasikan , sehinggga diperoleh teori / sesuatu yang sifatnya umum  ( kebenaran obyektif ) ..

=       Piramida Pendidikan yang ke III .
Piramida ke 3 ini , sangat berperan dalam pembentukan moral , kepribadian dan watak seseorang , sehingga sangat penting dalam bidang Etika .
Piramida Pendidikan tersebut  meliputi  :
1.      Tujuan
2.      Pembentukan Kebiasaan
3.      Kesadaran atas aturan .

Piramida ini sangat berkaitan erat dengan proses kehidupan manusia , karena  prinsip ini berpedoman bahwa manusia harus lebih dari binatang , sehingga manusia perlu mendapatkan pendidikan .
Dalam memberikan pendidikan , menurut Aristoteles tidak hanya berpegangan pada akal semata , tetapi harus melakukan pendidikan dan bimbingan kepada perasaan – perasaan , sehingga perasaan – perasaan yang tinggi / besar akan dapat mengendalikan akal pikiran manusia .
Berdasarkan piramida tersebut di atas ( ke 3 ) , Aristoteles menjelaskan bahwa dalam proses pendidkan , meliputi 3 hal , yaitu  :
1.      MEMPUNYAI TUJUAN .
Menurut prinsip ini , dalam melakukan pendidikan harus ada tujuan yang jelas , agar segala sesuatu yang dilakukan dapat terarah , terencana , sehingga tercapailah tujuan yang jelas / nyata dan dapat tercapai segala yang dikendaki .
2.      PEMBENTUKAN PEMBIASAAN .
Prinsip ini menjelaskan bahwa pada masa anak kecil ( masa balita ) , anak perlu mendapatkan pendidikan ,melalui pembiasaan – pembiasaan yang baik .
Dengan pembiasaan – pembiasaan yang baik , akan terpupuk pribadi – pribadi yang baik / kooh keoribadiannya .
Pembiasaan merupakan awal pembentukan moral dan kepribadian anak .


3.      KESADARAN ATURAN
Prinsip ini menjelaskan bahwa semakin tinggi usia seseorang , akan semakin tinggi pula konsep pikir seseorang , konsep piker seseorang akan semakin berkembang .Tidak hanya konsep piker , tetapi juga sikap dan prilaku seseorang juga akan mulai berkembang seiring dengan perkembangan pikr seseorang .
Oloeh sesabab itu seseorang perlu mulai mendapatkan penanaman kesadaran atas aturan – aturan yang berlalku , hal ini karena aturan itu akan selalu ada dan mengikat manusia dalam pergaulan .
Kesadaran aturan ini dimaksdukan untuk mengimbangi dan mengendalikan perkembangan daya pikir manusia / seseorang serta mengimbangi  perkembangan dan mengendalikan tingkah laku manusia / seseorang ..  
Piramida   Pendidikan yang diciptakan oleh  Aristoteles ( menurut Aristoteles ) , dapat dijadikan sebagai landasan pendidikan di Indonesia  , karena  :
1.       Piramida I  ( Fisika , Mathesis , Teologi ) , mengandung makna yang luar biasa bagi dunia pendidikan di Indonesia .
Hal ini karena  :  dalam proses pendidikan harus dapat mengajak kepada peserta didik untuk menggunakan seluruh potensi yang ada pada diri seseorang subyek / obyek pedidikan  , baik menggunakan mata , akal pikiran , perasaan dan potensi yang lain .
Sehingga dalam proses pendidikan seluruh potensi yang dimiliki peserta didik harus dapat dikembangkan secara optimal , melalui berbagai cara / metode . 
2.    Piramida ke II ( Observasi , Experimen , Berfikir Induktif  ) , mengandung peran yang penting dalam pendidikan di Indonesia .
Hal ini karena  :  prinsip yang terkandung pada piramida pendidikan yang ke 2 tersebut  sangat berperan dalam pengembangan ilmu pengetahuan , berfikir ilmiah dan proses penelitian atas sesuatu .
Dalam menemukan pengetahuan ( ilmu pengetahuan ) yang obyektif , seseorang harus belajar dengan melakukan observasi / pengamatan terhadap segala sesuatu yang ada , kemudian hasil pengamatan / observasi diuji melalui uii coba ( experiment ) , hasil experiment yang dilakkan akan menghasilkan sesuatu i melalui berfikir Induktif
3.      Piramida ke III ( tujuan , pembentukan pembiasaan dan kesadaran Aturan ) , mengandung peran penting dalam pembentukan Watak / Kepribadian dan tingkah laku manusia / seseorang serta moral seseorang / manusia . Piramida ke 3 berkaitan erat dengan pembentukan etika pada seseorang ( manusia ) .
Hal ini karena  :  prinsip yang terdapat pada piramida ke 3 , mengajarkan kepada setiap pelaku pendidikan / dunia pendidikan  , terutama dalam proses pembentukan kepribadian seseorang , watak dan tingkah laku seseorang .            
                  Oleh sebab itu , dalam pembentukan moral , kepribadian / watak dan tingkah laku manusia /    
                  seseorang , perlu diawali dengan kejelasan tujuan / maksud yang terarah , terencana dilanjutkan 
                  dengan pembentukan pembiasaan dan penumbuhan kesadaran terhadap aturan yang berlaku